Breaking News

Luar Biasa! Senator Lia Istifhama Apresiasi Ponpes Al Islah Bondowoso


BONDOWOSO, mediabhayangkara.id — Anggota DPD RI sekaligus MPR RI, Lia Istifhama dikabarkan berkunjung ke Bondowoso. Dalam kunjungan tersebut, Ning Lia mendatangi salah satu pondok pesantren yang konon sudah berumur lebih dari setengah abad.

Ponpes di bawah asuhan Gus Zaki itu dikenal memiliki sistem pendidikan yang unik.

Ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama menyebut kagum dengan sistem pendidikan di ponpes tersebut.

Tak hanya sekedar lembaga pendidikan berbasis agama, tapi Ponpes Al Islah juga menjadi wadah pendidikan karakter dan kemandirian.

“Pesantren ini luar biasa, berdiri di atas lahan seluas 16 hektare dan kini menampung sekitar 2.000 santri. Selama lebih dari setengah abad, pondok ini terus memberikan manfaat besar bagi umat,” ungkapnya dengan penuh apresiasi.

Salah satu keunikan di ponpes ini adalah memberikan pilihan pada santri dalam membayar uang bulanan.

Para santri akan diberi tiga pilihan pembayaran, yaitu tanpa bayar (tabah), bayar sebisanya, dan bayar penuh.

Menariknya, sebagian besar santri memilih opsi bayar sebisanya. Nominal yang diterapkan ternyata bervariasi dan tidak memberatkan, mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000 per bulan.

“Yang luar biasa, meski banyak santri membayar sebisanya, mereka tetap mendapatkan fasilitas lengkap, mulai dari tempat tidur, asrama, hingga makan tiga kali sehari. Gizi mereka terjamin, kesehatannya pun diperhatikan,” tutur Lia dengan nada kagum, pada Minggu (26/10/2025).

Ia menilai bahwa sistem ini mencerminkan nilai keikhlasan dan solidaritas sosial yang tinggi antara pihak pesantren dan wali santri.

“Ponpes ini tidak mengejar profit, melainkan keberkahan. Meski dari sisi pemasukan dan pengeluaran tidak sebanding, mereka tetap konsisten menjaga kualitas pendidikan dan kehidupan santri,” tambahnya.

Selain pendidikan agama, Pondok Pesantren Al Islah juga aktif menanamkan jiwa kewirausahaan kepada para santrinya.

Mereka didorong untuk belajar berbisnis dan berproduksi secara mandiri melalui berbagai kegiatan seperti beternak lele, pengolahan biofuel, serta kegiatan produktif lain yang berorientasi kemandirian ekonomi.

“Para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, tapi juga diajak untuk berkreasi dan berwirausaha. Mereka belajar memproduksi, mengelola, hingga memasarkan hasil usaha bersama. Ini contoh nyata pendidikan yang holistik dan memberdayakan,” tutur Lia dengan penuh semangat.

Lia menilai bahwa pendekatan pendidikan seperti ini menjadi contoh ideal bagi lembaga pendidikan lainnya, khususnya dalam membangun karakter, keikhlasan, dan kemandirian ekonomi di kalangan generasi muda.

Di akhir kunjungannya, Lia Istifhama menegaskan pentingnya mempertahankan nilai-nilai luhur pesantren dalam sistem pendidikan nasional.

“Apa yang dilakukan oleh Ponpes Al Islah ini adalah bentuk nyata pendidikan berbasis nilai. Di sini, bukan hanya ilmu yang diajarkan, tetapi juga ketulusan, tanggung jawab, dan kepedulian sosial,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah dan masyarakat terus memberikan dukungan kepada pesantren-pesantren yang berkomitmen membangun bangsa melalui pendekatan keikhlasan dan kemandirian.

“Ponpes seperti Al Islah adalah aset bangsa. Dari tempat seperti inilah lahir generasi yang berilmu, mandiri, dan berakhlak mulia,” pungkas. (*/HR)

Para Pembina Media Bayangkara Group

Para Pembina Media Bayangkara Group

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya

Kapolsek Bubutan Surabaya

Kapolsek Bubutan Surabaya

Kapolrestabes Surabaya

Kapolrestabes Surabaya

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close