Probolinggo, - Dalam suasana penuh semangat dan pemikiran visioner, International Conference bertajuk “The Future is Now: Reimagining Knowledge, Power, and Justice in a Changing World” sukses digelar di Kampus Universitas Nurul Jadid (Unuja), Paiton, Probolinggo. Forum ilmiah ini menjadi ruang strategis bagi para pemikir dan pemimpin nasional untuk membahas arah kepemimpinan di tengah perubahan global yang semakin kompleks.
Acara yang menyoroti peran pemimpin masa depan dalam menghadapi tantangan global tersebut menghadirkan anggota DPD RI periode 2024–2029, Dr. Lia Istifhama, S.Si., S.E.I., S.Sos.I., M.E.I., sebagai pembicara utama. Sosok yang akrab disapa Ning Lia ini memaparkan gagasan strategis mengenai kepemimpinan masa depan yang berorientasi pada aksi nyata dan pemikiran visioner.
Dalam paparannya, Ning Lia menegaskan bahwa masa depan tidak datang secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari strategi, pemikiran matang, dan tindakan yang dilakukan hari ini.
“Masa depan adalah apa yang dibangun di masa kini. Pemimpin harus memandang masa depan secara strategis, bukan hanya reaktif,” ujarnya, Senin (20/10/2025).
Ia juga menekankan pentingnya strategic thinking dalam politik dan kepemimpinan. Menurutnya, kepemimpinan sejati bukan hanya tentang posisi, tetapi tentang tindakan.
“Leadership is action, not just position,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ning Lia menyoroti tantangan globalisasi dan digitalisasi yang menuntut pemimpin untuk adaptif terhadap perubahan teknologi dan informasi.
“Literasi kini telah berkembang menjadi digitalisasi. Pemimpin harus mampu mengelola arus informasi dan menggunakannya sebagai kekuatan strategis,” terang Ning Lia.
Kegiatan bergengsi ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan akademisi terkemuka. Di antaranya Ketua Dewan Pakar PERMA PENDIS, Prof. Husnul Ridho; Ketua DPP PERMA PENDIS, Prof. Dr. Badrudin; Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, Dr. H. Sruji Bahtiar, M.Pd.; serta Ketua PKK Kabupaten Bondowoso yang juga istri Bupati Bondowoso, Ning Dr. Khotijatul Qodriyah.
Selain itu, hadir pula Warek II UIN Samarinda, Prof. Dr. Zamroni, M.Pd.; Warek III UNUJA, Dr. Hasan Baharun, M.Pd.; Direktur Pascasarjana UNUJA, Dr. Akmal Mandiri, M.Pd.; serta Ketua LEM DIKLAT PERMA PENDIS Indonesia, Dr. H. Dadan F. Ramdhan, M.Ag., M.MPd. Kehadiran para tokoh tersebut menambah bobot ilmiah sekaligus memperkuat dimensi kolaboratif konferensi ini.
Dalam sesi akhir, para narasumber sepakat bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi kekuatan ekonomi global melalui penguatan nation branding dan diplomasi strategis di tengah hegemoni isu global yang terus berubah. Berdasarkan teori interdependensi global, kepemimpinan nasional harus diarahkan untuk memperkuat daya saing bangsa di level internasional.
Sementara itu, Ning Dr. Khotijatul Qodriyah menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konferensi tersebut.
“Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk melahirkan pemimpin masa depan yang berkarakter dan adaptif terhadap perubahan zaman,” ujarnya.
Acara ini menjadi momentum sinergi antara pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat dalam merancang visi besar pendidikan serta kepemimpinan nasional. Pesan yang mengemuka jelas: pemimpin masa depan dibentuk dari kesadaran, aksi, dan strategi masa kini. (*/HR)
Social Footer