JAKARTA - Berlokasi di aula PDS H.B.Jassin .Ali Sadikin , Lt.04 Gedung Taman Ismail Marzuki, jln.Cikini Raya no.8 , Jakarta pusat . 24 /12/2024.
Acara dihadiri oleh kepala dinas perpustakaan dan Arsip profinsi Jakarta Saepullah Hidayat.
Serta para penyair senior seperti Jose Rizal Manua , Sukardi Wahyudi.
Hadir pula, Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi, yang menyampaikan apresiasi mendalam terhadap peluncuran buku ini sebagai kontribusi nyata dalam membangun kesadaran literasi dan menyuarakan nilai-nilai cinta, kasih sayang, dan kemanusiaan.
Pendidikan cinta kasih dimulai dari dalam rumah tangga yaitu pendidikan cinta kasih dari orangtua, dalam hal ini tentunya peranan dari seorang ibu.
Moktavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastra ( TISI ) sangat peduli terhadap isu perempuan di Indonesia. Buku antologi puisi ini merupakan produksi kedua dari TISI yang membahas tentang perempuan dan ibu di Indonesia, acara ini juga mendatangkan para penyair lintas daerah di nusantara dan negara , salah satunya dari Malaysia.
Dalam suasana penuh makna dan inspirasi, dunia literasi Indonesia mencatat sejarah baru dengan peluncuran buku Antologi Puisi Bersama: Ibu, Aku anakmu.
Acara ini menjadi tonggak penting dalam perayaan sastra, sekaligus ruang refleksi yang mendalam.
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh terkemuka yang memberikan perspektif mendalam dan relevan, antara lain:
– Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia. Beliau menekankan pentingnya peran ibu sebagai pilar cinta, sekaligus menyerukan sinergi antara media dan masyarakat untuk menciptakan program pemberdayaan yang edukatif, terarah, dan mampu melahirkan generasi berkompeten.
– Rahayu Saraswati, Wakil Komisi VII DPR RI, yang mengulas bagaimana nilai kasih sayang dapat membentuk karakter generasi unggul dan menciptakan daya saing global.
Diskusi ini dipandu dengan apik oleh dua moderator berpengalaman:
– Arief Joko Wicaksono, penyair dan dosen Politeknik Negeri Jakarta, yang membawa nuansa sastra ke dalam percakapan publik.
– Swary Utami Dewi,aktivis gender, sosial, dan lingkungan, yang juga bertindak sebagai Master of Ceremony (MC), memberikan sentuhan profesional pada jalannya acara.
Acara ini semakin istimewa dengan pembacaan puisi oleh para kontributor dan penyair ternama, yang memberikan sentuhan emosional melalui karya-karya yang menggugah hati, kedua nara sumber pun membacakan puisi yang ada didalam buku tsb.
Rahayu Saraswati membacakan puisi karyanya sendiri yang berjudul " balutan cinta".
Para penyair secara bergantian membacakan karyanya , diantaranya adalah :
– Jose Rizal Manua
– Imam Ma’arif
– Exan Zen
– Fanny Jonathan Poyk
– Rissa Churia
– Salsabila R
– Sukardi Wahyudi dari Kutai kertanegara.
– Dr. Abang Fardell bin Abang Muhi (Malaysia)
– Nasya Indarpramesti (UI)
– Farinnisa Aulia (UGM)
– Octavianus Masheka
Puisi-puisi yang dibacakan tidak hanya mencerminkan kehangatan cinta dan ketulusan kasih seorang ibu, tetapi juga menawarkan renungan filosofis tentang kehidupan, kemanusiaan, dan harapan.
Antusiasme peserta tercermin dari sesi diskusi yang berjalan interaktif, di mana berbagai tanggapan, pertanyaan, dan ide-ide segar menciptakan dialog yang inspiratif. Para hadirin, yang meliputi akademisi, aktivis, sastrawan, dan mahasiswa, memberikan apresiasi tinggi terhadap acara ini.
Peluncuran ini menjadi bukti nyata bahwa literasi memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran sosial dan budaya. Sastra, dalam bentuknya yang paling tulus, mampu menjadi alat untuk mempererat koneksi antarindividu, menyemai nilai-nilai universal, dan menginspirasi masyarakat menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Dalam sesi wawancaranya bersama awak media veronika Tan menjelaskan " Bagi para ibu- ibu semua sahabat saya, karna sayapun seorang ibu.Saya yakin dari lahir para ibu ini sudah dilahirkan sebagai wanita tangguh, positif thinking, ketika ada masalah tetap berfikir tenang mencari solusi , tetap semangat .
Di zaman medsos saat ini jangan bermain hati " tuturnya.
Sementara itu Saepullah Hidayat Kadis Perpustakaan dan Arsip profensi Jakarta yang baru bertugas 4 bulan yang lalu. Di hari ibu bertepatan juga dengan ulang tahun beliau menjelaskan " untuk para gen Z teruslah semangat penuh integritas dalam membangun Indonesia Emas 2025" pungkasnya.
(Ella)
Social Footer