SIDOARJO - Profesi advokat selama ini dianggap sebagai benteng terakhir keadilan, penjaga hak asasi manusia, dan pelindung bagi mereka yang terpinggirkan. Namun, di tengah arus perubahan zaman, idealisme mulia ini semakin sering dipertanyakan. Skeptisisme publik, dipicu oleh berbagai kasus yang mencoreng profesi hukum, membuat citra advokat sebagai officium nobile—profesi yang mulia—kian memudar.
Musthafa, SH, seorang praktisi hukum berpengalaman, menjadi salah satu figur yang menolak tunduk pada stigma tersebut. Dalam kesehariannya, ia tidak hanya menjalankan tugas sebagai pembela hukum, tetapi juga menjadi pendidik bagi masyarakat. "Advokat bukan hanya pembicara di ruang sidang, tetapi juga pembawa pemahaman tentang keadilan bagi semua orang," ungkapnya.
Bagi Musthafa, profesi advokat adalah lebih dari sekadar pekerjaan. Ia melihatnya sebagai panggilan untuk memperjuangkan kebenaran, bahkan ketika harus menghadapi kenyataan pahit di mana hukum kerap kali dijadikan alat kepentingan. "Saya tidak hanya bicara soal hukum di atas kertas, tetapi bagaimana setiap keputusan memengaruhi hidup banyak orang," tambahnya.
Di tengah derasnya tekanan, Musthafa tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan integritas. Ia berkomitmen untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap profesi advokat, termasuk dengan memberikan edukasi hukum kepada masyarakat yang kurang terlayani. Langkah kecil ini, menurutnya, adalah bagian dari upaya besar untuk mengembalikan advokat ke akar panggilannya sebagai penjaga moral dan keadilan.
"Jika ingin memperbaiki sistem hukum, advokat harus memulai dari diri sendiri—kembali pada kode etik, memperjuangkan transparansi, dan membangun akses hukum yang merata," ujarnya penuh keyakinan. Musthafa percaya, profesi advokat masih bisa menjadi instrumen perubahan sosial yang positif, selama setiap praktisinya sadar akan tanggung jawab moral yang melekat pada peran mereka.
Dengan semangat yang konsisten, Musthafa menginspirasi rekan-rekannya untuk tidak menyerah pada stigma, tetapi justru memanfaatkannya sebagai momentum perubahan. "Officium nobile bukan hanya kata-kata kosong," tegasnya. "Itu adalah komitmen yang harus kita pegang, tidak peduli seberapa berat jalan yang harus dilalui."
Melalui langkah-langkah nyata, seperti mendekatkan hukum kepada masyarakat kecil dan membangun kembali kepercayaan, Musthafa terus membuktikan bahwa profesi advokat tetap memiliki nilai luhur. Di tengah sorotan negatif, ia berdiri sebagai bukti bahwa idealisme tidak pernah benar-benar mati—hanya perlu dihidupkan kembali dengan dedikasi dan kerja nyata.
(Ded)
Social Footer