GRESIK - Skandal keuangan desa kembali mencuat! Dana Insentif Desa (DID) sebesar Rp144.516.000 di Desa Pandu, Kecamatan Cerme, Gresik, dipertanyakan. Namun, alih-alih menjelaskan, Kepala Desa Agus Winarno justru mengamuk! Ia membentak wartawan, menantang adu jotos, dan menunjukkan arogansi luar biasa saat dimintai klarifikasi.
Sikap liar ini bukan hanya mencoreng citra pemerintahan desa, tetapi juga mengindikasikan ada yang disembunyikan. Jika dana desa dikelola dengan jujur, mengapa sang kades panik dan bertingkah seperti preman?
Lebih memprihatinkan lagi, Camat Cerme, Umar Hasyim, justru bersikap lepas tangan. Saat dikonfirmasi, ia hanya menjawab singkat, “Hari ini dia ngurusi banjir.” singkatnya.
Jawaban ini sangat tidak masuk akal! Apakah dugaan penyimpangan anggaran desa tidak sepenting urusan banjir? Atau justru Camat sengaja membiarkan karena ada kepentingan lain yang harus dilindungi?
Perilaku Agus Winarno sudah melewati batas! Bupati Gresik harus segera turun tangan dan mengambil tindakan tegas! Jika kepala desa tidak bisa mempertanggungjawabkan penggunaan dana desa, maka ia harus dicopot!
Ini bukan lagi sekadar masalah etika atau moral, tetapi indikasi kuat adanya korupsi yang merugikan masyarakat. Jika pejabat seperti ini terus dibiarkan berkuasa, maka desa hanya akan menjadi lahan basah bagi segelintir orang.
Camat Cerme: Diam Karena Takut atau Ikut Bermain?
Jawaban “Hari ini dia ngurusi banjir” dari Camat Cerme, Umar Hasyim, terlalu dangkal dan tidak masuk akal! Sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas pembinaan kepala desa, mengapa ia justru menghindar?
Apakah Umar Hasyim takut, lemah, atau bahkan terlibat dalam permainan anggaran ini? Jika seorang camat tidak bisa menindak kepala desa yang terindikasi menyalahgunakan wewenang, lalu untuk apa dia menjabat?
Bupati Gresik wajib mengevaluasi Umar Hasyim! Jika ia tidak mampu bersikap tegas, maka ia juga layak dicopot dari jabatannya!
(WDD)
Social Footer