JAKARTA, mediabhayangkara.id – Pemerintah resmi meluncurkan Program Sekolah Garuda melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sebagai terobosan strategis untuk pemerataan pendidikan unggul di seluruh Indonesia. Program ini merupakan bagian dari visi besar “Indonesia Emas 2045” yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Hj. Lia Istifhama, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah pemerintah. Ia menilai, kehadiran Sekolah Garuda bukan hanya proyek pendidikan semata, tetapi investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Program Sekolah Garuda adalah investasi strategis dalam SDM nasional. Ini bisa menjadi inkubator kepemimpinan dan inovasi untuk mewujudkan generasi emas 2045,” ujar Lia Istifhama di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurut Lia, Program Sekolah Garuda harus dipandang sebagai reformasi struktural di bidang pendidikan nasional. Ia mendorong agar setiap provinsi memiliki minimal satu Sekolah Garuda yang berfungsi sebagai pusat pembibitan talenta unggul berbasis potensi lokal.
“Kami di DPD RI berharap setiap provinsi punya minimal satu Sekolah Garuda. Dengan begitu, talenta unggul bisa tumbuh dari kekuatan daerahnya sendiri,” tegas politisi yang akrab disapa Ning Lia itu.
Ning Lia menambahkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga pendidikan lokal. Ia mencontohkan Jawa Timur sebagai daerah dengan ekosistem pendidikan kuat yang berpotensi menjadi model integrasi pendidikan, riset, dan industri melalui Sekolah Garuda.
Program Sekolah Garuda akan dijalankan melalui dua skema yakni Sekolah Garuda Baru, dibangun di wilayah dengan akses pendidikan tinggi yang masih terbatas, seperti Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe Selatan, dan Bulungan. Empat sekolah pertama ditargetkan beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Sementara Sekolah Garuda Transformasi, ditujukan untuk memperkuat sekolah-sekolah unggulan yang sudah ada, seperti SMA Taruna Nusantara (Jawa Tengah) dan SMA Unggul Del (Sumatera Utara), dengan pembaruan kurikulum, pelatihan guru, dan tata kelola modern.
Wakil Menteri Kemdiktisaintek, Prof. Stella Christie, Ph.D., menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas Presiden Prabowo. Pemerintah menargetkan 100 Sekolah Garuda hingga 2029, terdiri dari 80 sekolah transformasi dan 20 sekolah baru di seluruh Indonesia.
“Sekolah Garuda adalah model pendidikan masa depan menyeimbangkan kecerdasan akademik, karakter, dan kolaborasi global,” ujar Prof. Stella.
Sekolah Garuda akan menggunakan sistem berasrama dengan kurikulum adaptif berbasis Merdeka Belajar dan pendekatan STEAM (Sains, Teknologi, Engineering, Art, dan Matematika). Program ini menekankan tiga pilar utama Pemerataan kesempatan berprestasi, Pembentukan karakter dan kepemimpinan nasional, Sinergi akademik dan pengabdian masyarakat.
Pemerintah memastikan pembiayaan program ini berjalan inklusif melalui Dana Abadi Pendidikan sebesar Rp1,415 triliun per tahun, yang digunakan untuk beasiswa penuh bagi siswa berprestasi agar pendidikan tetap berkeadilan untuk semua kalangan.
Lia Istifhama menekankan bahwa keberhasilan Sekolah Garuda tidak boleh hanya diukur dari jumlah sekolah, tetapi dari kualitas manusia yang dihasilkan.
“Saya percaya Sekolah Garuda akan menjadi tonggak nyata menuju Indonesia Emas 2045 mencetak generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global,” pungkasnya. (*/HR)

Social Footer