Breaking News

Palembang Pecahkan Rekor Peserta Kompetisi Musik Klasik Terbesar Indonesia

 


JAKARTA, mediabhayangkara.id - Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+), kompetisi musik klasik terbesar di Indonesia, tahun 2025 ini diselenggarakan di 11 kota, dan ini kedua kalinya Palembang menjadi tuan rumah kompetisi musik klasik sekaliber ini.

Sampai saat ini Lampung adalah kota dengan peserta terbanyak, yaitu 57 peserta, semuanya pianis. Ternyata Palembang mengungguli, dengan 70 peserta, membuatnya kota dengan jumlah peserta terbanyak di antara kota-kota lain yang diselenggarakan hari Minggu 2 Oktober lalu di ballroom Hotel Ibis Sanggar. Selain itu Palembang juga menampilkan pemain-pemain instrumen gesek, menjadikannya satu-satunya kota di Sumatra yang menyertakan pemain alat gesek di KPN+. 

Ini membuat KPN+ secara keseluruhan memecahkan rekornya sendiri dengan menembus 500 peserta di 8 dari 11 kota tahun ini. Masih sisa Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta (jumlah peserta masih bisa bertambah karena pendaftaran belum tutup). KPN+ tahun 2024 kemarin diikuti oleh 477 peserta di 8 kota.

Ananda Sukarlan yang ditulis oleh Sydney Morning Herald sebagai "One of the world's leading pianists at the forefront of championing new piano music" serta masuk dalam daftar 100 tokoh seni Asia paling berpengaruh tahun 2020 “Asian Most Influential (AMI)" di majalah Tatler Asia di Hong Kong, sebagai pendiri Kompetisi Piano Nusantara Plus ini mengaku bahagia. Wajar, dari 70 peserta telah terpilih 24 finalis untuk bertarung di grand final di Jakarta, 13 & 14 Desember mendatang. 

"Saya kaget tapi juga tentu bahagia, mengunjungi daerah-daerah yang kelihatannya belum terjangkit virus musik klasik, tapi malah pesertanya membludak. Bulan lalu saya sudah terkesima dengan Lampung, kini Palembang ternyata melebihinya. Area selatan Sumatra ini ternyata minat dan bakatnya terhadap seni musik ini besar sekali" kata pianis lulusan Royal Conservatoire di Den Haag dengan predikat Summa Cum Laude ini.  

Penonton membludak di ballroom Ibis Hotel Palembang kemarin, mendengarkan para musikus muda memainkan musik Beethoven, Mozart dan komponis kita Ananda Sukarlan. 

Kalau tahun lalu "bintang" dari Palembang yang tembus masuk ke babak final di Jakarta adalah Fae Bernice Robin (yang juga notabene menyandang gelar Puteri Anak Indonesia Pendidikan 2023), tahun ini adalah pianis kakak beradik Wibagso : kakaknya Gabriela Gendis Wibagso menjadi satu-satunya juara pertama dari seluruh kategori, dan adiknya Mikael Seto Wibagso memenangkan juara ke-2 di kategori Pemula C (yang berbagi gelar juara 2 dengan Elsa Marsela). 

"Pendidikan untuk piano ternyata sangat menggembirakan di Palembang. Yang masih kurang adalah guru-guru piano untuk tingkat menengah ke atas. Juga, musik klasik kan tidak hanya di piano saja, banyak kesempatan terbuka di bidang lain. Sekarang vokal klasik harus mengejar ketinggalan ini. Pemain biola di Palembang sudah lumayan, tapi cobalah alat gesek yang lain seperti viola dan cello sehingga dapat membentuk orkestra", tandas Ananda. 

Memang tahun ini seluruh peserta di Palembang masih terbanyak pada instrumen piano, padahal kata "plus" di kompetisi ini menandakan bahwa kompetisi ini untuk semua instrumen dan vokal klasik, khususnya genre tembang puitik. "Khususnya di tembang puitik (vokal klasik), ini bisa menjadi jembatan dengan dunia sastra, karena Sumatra memiliki sastrawan yang unggul, seperti Chairil Anwar, Sitor Situmorang atau yang masih produktif saat ini seperti Pulo Lasman Simanjuntak, Isbedy Stiawan ZS, Heru Joni Putra dan masih banyak lagi", lanjut Ananda. 

Tapi beberapa pianis lain juga mengejutkan saya dengan bakat alamiahnya yang sangat kuat. Ini juga indikasi bahwa Sumatra Selatan sebetulnya potensi bakat musiknya banyak dan kita butuh mitra-mitra penyelenggara untuk kompetisi kami tahun depan di kota-kota lain di provinsi lain seperti Jambi atau Riau", lanjut Ananda.

"Kalau di Google, banyak sekali yang menulis bahwa Ananda Sukarlan Award (ASA) adalah kompetisi musik klasik paling bergengsi, berpamor, tangguh secara kualitas, sedangkan KPN+ adalah yang terbesar dari segi kuantitas. Paradigma ini ingin saya ubah: dua kompetisi ini memang ditujukan untuk para musikus yang berbeda kelas. ASA memang untuk profesional, mereka yang kuliah atau bahkan sudah lulus jadi memang pesertanya tidak sebanyak KPN+, tapi KPN+ juga harus menaikkan kualitasnya dan untuk itu, para pemenang KPN+ saya beri Golden Ticket untuk langsung bisa mengikuti babak final ASA tahun berikutnya tanpa harus berkompetisi di babak penyisihan & semi finalnya", tandas Ananda. 

Pemenang ASA mendapatkan sejumlah beasiswa ke luar negeri, antara lain Aus $ 7.500 dari Australian Institute of Music (AIM, Sydney) untuk 1 tahun kuliah di sana. Nah, melihat kualitas pemenang KPN+ yang mulai meningkat, AIM kini memberikan sejumlah beasiswa di babak final untuk mengikuti kursus musim dingin di Sydney 2026 nanti bagi para pemenang kategori piano, vokal dan instrumen gesek. "Ini berguna untuk para musisi yang belum usia kuliah ini untuk 'mencicipi' kualitas perguruan tinggi selama seminggu. Selain itu mereka juga akan observasi proses kuliah, rehearsals dan juga kunjungan ke gedung-gedung bersejarah di Sydney. Nanti kalau ia memenangkan ASA, ia akan mendapatkan beasiswa untuk setahun penuh", jelas Ananda.

Selain Palembang, KPN+ tahun ini juga telah hadir di provinsi yang sebelumnya belum pernah ada kompetisi musik klasik, seperti Kalimantan Barat, Lampung dan Sumatra Barat.

"Cita-cita saya adalah menyelenggarakannya di semua provinsi di Indonesia, jadi jika ada yang berminat menjadi mitra penyelenggara untuk tahun depan di provinsi yang kami belum hadir, jangan sungkan hubungi saya, bisa lewat inbox Instagram atau akun X (twitter) saya @ anandasukarlan", kata Ananda. "Ini akan sangat memacu kualitas pendidikan musik di Indonesia. KPN+ juga mengajak para musikus klasik golongan milenial bahkan gen Z yang berprestasi dari berbagai provinsi untuk mendampingi saya menjadi juri. Kebetulan di Palembang belum ada, jadi saya mengajak Vanessa Tunggal dari Jakarta".

Vanessa Tunggal adalah musikus klasik muda serba bisa. Ia lulus dari Melbourne Conservatorium of Music, University of Melbourne, di bawah Glenn Riddle (Piano), Markiyan Melnychenko (biola), dan Felicity Baldock (vokal klasik). Kini Vanessa pun di Jakarta mendalami harpa dengan Heidy Awuy. 

Nama dan latar belakang semua juri untuk semua kota penyelenggara KPN+ telah diumumkan jauh hari di depan, sebagai transparansi bagi calon peserta untuk mengetahui siapa yang akan menjuri mendampingi Ananda Sukarlan. Ini berbeda dengan berbagai kompetisi musik lainnya, yang hanya untuk menjaring sebanyak mungkin peserta untuk mendapatkan keuntungan. "Kami yang mempelopori kompetisi musik klasik di Indonesia tahun 2008 dengan Ananda Sukarlan Award, kompetisi musik klasik pertama di negara ini. Sekarang banyak sekali 'fotokopian' kompetisi dengan syarat yang sangat mudah, bagi-bagi medali untuk semua tanpa kriteria yang jelas. Sekarang kami lagi yang merevolusi kompetisi dengan program, sistem kompetisi dan dewan juri yang sangat selektif", kata Ananda yang masa mudanya memenangkan banyak kompetisi di Eropa seperti Nadia Boulanger Award di Orleans, Prancis, dan 2020 dilantik menjadi presiden dewan Juri kompetisi Ratu Sofia (Premio Reina Sofia) di Spanyol, kompetisi terbesar di Eropa untuk musik klasik pada tahun 2020. 

Berikut daftar lengkap pemenang Kompetisi Piano Nusantara Plus region Sumatra Selatan yang berhak bertanding di Grand Final, Jakarta 13-14 Desember 2025 nanti : 


Usia Dini A

Juara 2 : Stanley Reinhart Lin

Juara 3 : Annisa Kamila Hazira


Usia Dini B

Juara 2 : Arsyila Mayesa Zahwa, Mikhael Aldrich Pranata Wijaya, Qiana Sybilla Qotrunnada

Juara 3 : Emily Grace Herman, Almeera Felisha


Pemula C

Juara 2 : Mikael Seto Wibagso, Elsa Marsela

Juara 3 : Rz Qanifah Giva Athaleta


Menengah B

Juara 3 : Grace Angelica Saputra


Lanjutan A

Juara 3 : Ritchie Jaimesob Kowara


Lanjutan C 

Juara 1 : Gabriela Gendis Wibagso

Juara 2 : Nadine Gratia Eljireh Hutapea

Juara 3 : Cathrine Luvita


Instrumen Biola, Senior 

Juara 2 : Cyrene Naomi Taslim

Instrumen Biola, Junior 

Juara 2 : Regina Mannuella Arreva Turnip

Juara 3 : Aisyah Ramadhani, Ashraf Fritzie Zachary

Piano 4 Tangan

Juara 2 : Mikha Kianna Tobing & Ecclesia Christa Debora Tobing

Juara 3 : Khalisa Alma Renanto & Ghaisani Alya Renanto

(Red)

publikasi HR

Para Pembina Media Bayangkara Group

Para Pembina Media Bayangkara Group

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya

Kapolsek Bubutan Surabaya

Kapolsek Bubutan Surabaya

Kapolrestabes Surabaya

Kapolrestabes Surabaya

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close