SURABAYA, mediabhayangkara.id – Kesehatan adalah salah satu hal yang penting dan prioritas bagi publik.
Namun, tak sedikit masyarakat yang kesulitan untuk menjangkau akses kesehatan, misalnya jika kondisi pasien yang memiliki keterbatasan mobilitas.
Hal itu didukung dengan data pada tahun 2024 yang mencatat lebih dari 42 ribu pasien kronis menjalani perawatan berulang.
Di sisi lain. ada juga kasus pasien dengan mobilitas terbatas meningkat hampir 30 persen dalam dua tahun terakhir.
Berdasarkan data dari RSUD Dr. Soetomo, jumlah pasien yang memiliki penyakit kronis dan kebutuhan perawatan jangka panjang kian meningkat.
Namanya OM@H (Outreach Medical at Home), yakni sebuah layanan kesehatan bergerak yang memungkinkan agar "rumah sakit datang ke rumah".
Konon program ini digadang bisa menjadi solusi untuk mendukung akses kesehatan bagi masyarakat mobilitas rendah.
Apresiasi launching tersebut disambut antusias Anggota DPD RI Lia Istifhama yang menilai jika layanan itu menjadi jawaban atas kebutuhan pelayanan medis yang lebih manusiawi, inklusif, dan mudah dijangkau.
Apalagi, inovasi pelayanan kesehatan itu digagas oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang dikenal sebagai rujukan utama dan rumah sakit tipe A terbaik di Jawa Timur.
“OM@H Mobile Soetomo ini luar biasa, menjadi jawaban bagi masyarakat yang sulit menjangkau layanan kesehatan. Rumah sakit tidak lagi hanya menunggu pasien datang, tapi justru menjemput dan memberikan perawatan langsung di tempat mereka yang membutuhkan,” ujar Lia Istifhama, Minggu 2 November 2025.
Program OM@H Mobile Soetomo dilengkapi dengan mobil medis modern berisi peralatan lengkap, obat-obatan, hingga tenaga kesehatan profesional.
Layanan ini menyasar pasien dengan kondisi kronis, terminal, atau keterbatasan mobilitas yang lebih nyaman dirawat di rumah bersama keluarga.
Selain mengapresiasi, Ning Lia berpesan agar program OM@H bisa diprioritaskan untuk masyarakat kurang mampu, terutama di wilayah sekitar Surabaya dan daerah penyangga seperti Sidoarjo, Mojokerto, dan Bangkalan.
“Masih banyak warga di Jawa Timur yang tidak mampu mengakses rumah sakit. Mereka berada di desil satu dan dua, kategori miskin ekstrem. Saya berharap RSUD Dr. Soetomo memperluas jangkauan layanan jemput pasien ini untuk mereka,” tegas Putri KH Maskur Hasyim tersebut.
Program OM@H juga diapresiasi karena sifatnya proaktif dan preventif.
Tim medis tidak hanya menjemput pasien, tetapi juga melakukan pemeriksaan, pengobatan, hingga edukasi kesehatan langsung di lapangan.
“Mereka datang tidak hanya sekadar menjemput, tapi juga mengobati. Ini sesuatu yang langka dan sangat maju. RSUD Dr. Soetomo berhasil menghadirkan harapan baru bagi masyarakat miskin di sekitarnya,” kata Lia.
Ning Lia menilai, jika dikembangkan secara berkelanjutan, OM@H bisa menjadi model layanan rumah sakit publik yang inovatif, empatik, dan adaptif terhadap tantangan sosial. (*/HR)

Social Footer