MALANG - Gebyar Budaya Madura Modern MADAS (Madura Asli) 2024 dibuka dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars MADAS. Kemudian dilanjutkan dengan Doa bersama yang dipimpin oleh ustad Abdul Qoi dan Pemotongan Tumpeng oleh Ketua MADAS DPC Malang Raya, Asyhadi. Bersama Tokoh-tokoh MADAS beserta tamu undangan yang hadir dalam Gebyar Budaya Madura Modern MADAS (Madura Asli) .
Pada kegiatan yang berlangsung 2 hari, pada tanggal 9-10 November 2024, akan menampilkan Seni Budaya Madura, Santunan anak yatim piatu, Gowes, dan hiburan.
Semoga acara ini menjadi inspirasi positif bagi generasi muda ditengah arus kapitalis modern.
"Budaya Madura sebagai sebuah identitas dari salah satu suku yang turut melengkapi ke-Bhinekaan di Republik Indonesia yang telah menyumbang warna dalam keanekaragaman Budaya." Ucap Sunaimah dalam sambutannya selaku Ketua Panitia Gebyar Seni MADAS Malang Raya 2024, Di halaman GOR Ken Arok Jl. Kalianyar Buring No.9, Buring, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, pada Sabtu siang, (9/11/2024).
Mengiringi rangkaian pembukaan Gebyar Budaya Madura Modern MADAS (Madura Asli) 2024, diawali dengan Penampilan Seni Musik Daul di rangkai Tari Pamelingan salah satu seni budaya tradisional asli daerah Pamekasan untuk menyambut tamu kerajaan, yang dikenal juga sebagai Ratu Pamelingan.
Di kenal sebagai Pamellengan atau Pamelingan, dan memiliki raja bernama Ki Wonorono. Ki Wonorono merupakan keturunan dari Raja Majapahit Wikramawardhana (1389-1429).
Selanjutnya diinisiasi Ketua Panitia Gebyar Seni MADAS Malang Raya, Sunaimah.
Sebagai salah satu khas dari budaya Madura dengan histori tampilan yang turut mengukir keunikan sejarah budaya madura juga ditampilkan Fashion Show Batik Madura yang mempunyai karakter dinamis dengan warna alami dengan corak yang unik diwariskan turun temurun yang pertama kali ditampilkan di Pamekasan.
Kemudian Tarian Sakerah Marlena yang menampilkan sejumlah groub penampil,
Sakerah Marlena Sayap Mas untuk negeri Pimpinan H. Sulaiman sebagai pembina MADAS Malang Raya, dengan menjunjung prinsip 'Bukan satu-satunya yang terbaik, tapi akan menampilkan yang terbaik' hadir dengan tarian Sakera dan Marlena.
Dirangkai dengan penampilan
Sakerah Marlena Garuda Jaya dari MADAS Poncokusumo, Sakerah Marlena Asto Broto dari Simpar Poncokusumo, Sakerah Marlena Satriya Kemuning Wangkal lor Poncokusumo pimpinan Sanuji, Sakerah Marlena Sang Jawara Rejoyoso Bantur, dan sejumlah groub dari wilayah Malang Raya.
Sajian Tari Sakerah dan Marlena yang dilakukan secara berkelompok menyajikan gabungan seni tari dan beladiri pencak silat khas madura.
Sakerah atau Sadiman adalah seorang tokoh pejuang legenda anti kolonialisme di Pasuruan, Jawa Timur. Ia berjuang melawan praktek KKN yang terjadi di perkebunan tebu dan pabrik gula Hindia Belanda sekitar permulaan abad ke-19. Sakerah dikenal sebagai seorang ahli bela diri yang melawan pemerintahan Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil sehinga dikenal Sang Kerah.
Tampilan Pencak Silat Atraksi Pamor dari Malang Chesy dan Pencak Silat dari MADAS Gresik sebagai salah satu tampilan budaya khas beladiri oleh Pesilat usia muda yang mencerminkan upaya mempertahankan salah satu budaya bangsa Indonesia.
Semakin meriah rangkaian pembukaan Gebyar Budaya Madura Modern MADAS (Madura Asli) 2024 dengan penampilan artis dangdut Winda KDI yang mengawali tampilannya dengan sebuah lagu berbahasa madura dengan judul Pepeh Kalompang Jerruk Saroni.
Opera Sakerah dari Groub Rukun Manunggal Arjowinangun Kota Malang, yang mengangkat kisah legendaris Sakerah.
Sadiman dikenal Sakerah karena pandai kerah atau bertarung sehingga dikenal dengan Sang Kerah oleh masyarakat sekitar dan buruh tebu. Sakera memperjuangkan hak-hak para buruh yang mayoritas orang Madura, hasil dari agresi Cakraningrat Madura yang memindahkan pendudukanya ke pulau Jawa, tertutama Pasuruan utara. Ditempat yang baru orang-orang Madura mendapatkan penindasan dari Kolonial Belanda tanpa ada perlindungan dari Cakraningrat, Melihat Sakera menjadi mandor baik dan penolong buruh Madura, sehingga dikenal sebagai pahlwan orang Madura.
Karena perlawanannya terhadap Belanda, Sakerah akhirnya ditangkap setelah dikhianati oleh salah satu rekannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, Daerah paling selatan di Kota Bangil, Pasuruan.
Serta deretan stand bagi pedagang madura dengan berbagai menu kuliner tradisional dan barang kerajinan khas madura seperti berbagai olahan logam sebagai senjata tradisional dan alat kerja, kain batik, pakaian khas madura, dan pernak pernik lainnya Dan malam harinya akan di hibur oleh pelawak terkenal Sukur CS Yang penting di kita tetap Salam Settong Derre NKRI Harga Mati.
(Ttk/Ahmad/Sg)
Social Footer