MALANG - Setelah runtuhnya bangunan Talud Penahan Tanah (TPT) ditepi jalan Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Kepala Desa Saptorenggo, Suwaji meragukan kualitas bangunan yang baru saja selesai di bangun itu,
"Pekerjaan tanpa papan keterangan itu milik dinas provinsi, baru saja usai dikerjakan sudah runtuh. Tentu saja mengancam keselamatan pengguna jalan, sangat kami sayangkan bangunan dengan kualitas renyah diletakkan di desa kami," ungkapnya.
Suwaji juga membandingkan kualitas proyek fasum di desanya dengan bangunan Talud Penahan Tanah (TPT) ditepi jalan Desa Saptorenggo,
"Bangunan fasum - fasum oleh desa kami jauh lebih berkualitas, tidak renyah seperti itu. Apalagi hanya karena faktor cuaca saja sudah ambruk, sementara itu tujuan di bangun Talud Penahan Tanah (TPT) ditepi jalan Desa Saptorenggo seharusnya juga dipertimbangkan ketahanannya terhadap cuaca, apalagi posisi bangunan yang menyangga tanah tepi jalan raya itu di bangun di tepi sungai," tuturnya.
Dari reruntuhan bangunan sudah nampak
Talud Penahan Tanah (TPT) ditepi jalan Desa Saptorenggo itu tidak kokoh,
"Bangunan berbentuk pondasi itu sudah nampak kejanggalannya, yakni lebar bagian bawah dan atas nyaris sama, sehingga bangunan berdiri hanya karena bersandar saja pada struktur tanah yang seharusnya di topang," terangnya
Dan pada bangunan yang masih berdiri sudah nampak kerusakan pada bagian bawah,
"Yang lebih memprihatinkan pada bangunan yang tidak ambruk, nampak kerusakan yang cukup parah di sepanjang bagian bawah bangunan dan beresiko ambruk," jelasnya.
Entah bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan,
"Bangunan Talud Penahan Tanah (TPT) ditepi jalan Desa Saptorenggo itu dari material batu dan mortar, bagaimana mereka mengaplikasikan material mortarnya, sehingga bangunan pada kondisi keropos," katanya.
(Ttk/Ahmad)
Social Footer